28.4.14

Goes to Interview

ah ah ah jangan ngarep tips ah..
Kita sharing aja, suka-suka yaa... :)

Terus terang, pengalaman interview saya ga banyak.
Malahan keknya cuma satu, waktu interview AAS (Australian Awards Scholarship).

Interview yang hanya 10-20 menit itu akan mengubah hidup kita. Bayangkan dengan waktu yang sangat terbatas, seseorang atau tim wawancara bisa mengambil kesimpulan terbaik akan potensi kita.
Bayangkan, membuat pewawancara jatuh cinta!

Kalo saya pribadi yang akan saya siapkan kalo saya akan diinterview adalah ...

1. Materinya
Saya memastikan segala sesuatunya dari mulai :
Beasiswa Australia Awards Scholarship
Australian Indonesian Partnership
Universitas pilihan saya - the Australian National University
Pilihan Courses yang wajib dan elective dalam Jurusan saya
Masalah apa yang mau saya pecahkan di kantor saya, ketika lulus nanti
Kenapa saya dan bukan kandidat lainnya
Dalam interview, kita harus mampu menjelaskan secara prima bahwa adakah keterhubungan antara pendidikan sebelumnya, pekerjaan saat ini dan master degree.
Kita harus mampu memperlihatkan bahwa kita adalah problem solver dengan kemampuan leadership.
Saya ingin mengungkap secara eksplisit bahwa saya tertarik dengan beasiswa, jurusan yang akan saya ambil, kota yang akan saya tuju. Dengan ketertarikan itulah saya mencari informasi sehingga saya bisa dengan lengkap dan baik menjelaskan kepada pewawancara. Saya berharap pewawancara sadar bahwa saya well-prepared.
Materi yang kita sampaikan, hendaknya tidak copy-paste dengan application karena dapat dipastikan bahwa pewawancara sudah pernah membacanya. Kalau kita tidak memiliki waktu untuk mencari jawaban lain, hendaklah dielaborasi.

2. Appearance
Saya concern banget loh, sama baju apa yang akan saya pakai karena dengan itu, saya memberi pesan dan mengesankan pewawancara. Saya pake blazer informal warna hitam dan pake ankle-booth waktu itu. Saya pake light-makeup and perfume.
Ketika kandidat sebelum saya selesai diwawancara, saya berdiri, menunggu dipanggil. Ya, saya berdiri, saya ingin mengesankan saya siap. Selain itu, menurut saya appearance tegak menunjukkan bahwa kita interested and motivated.
Setelah itu, shake-hand secara tepat, tidak lembut dan tidak terlalu kuat. Setelah dipersilakan duduk, maka duduknya dengan tenang, tegak dan tersenyum.
Saya sempat menawarkan diri untuk menyampaikan presentasi mengenai Why Canberra, Why Public Administration and Why Me? tapi ditolak sama pewawancara bule-nya.. :D Tetap tenang dan tersenyum.
Diakhir wawancara, ada baiknya kita ikut bertanya sebagai feedback bahwa kita pun tertarik, saat itu pertanyaan saya "Jadi, kapan saya berangkat ke ANU?" pewawancara laki-laki Pak Ikra hanya tersenyum dan pewawancara perempuan yang menjawab "Kita lihat nanti.." mwehwewewe, at least I'm trying..


Dengan kesiapan atas materi dan appearance, maka Kepercayaan Diri kita bisa terbangun.
Dengan kepercayaan diri itulah, kita bisa memukau pewawancara.
Menjadi diri sendiri itu adalah baik dengan penyampaian yang tepat, seperti misalnya untuk pertanyaan "Apakah anda suka membaca?" jika memang kalian tidak suka membaca, kalian bisa bilang bahwa "Membaca bukanlah hobi saya, tapi karena saya berkomitmen terhadap studi dan akan mencurahkan segala sesuatu untuk keberhasilan, maka saya akan membaca secara cerdas.." kemudian bisa ditambahkan dengan pengalaman mengatasi masalah membaca dan lain-lain.

Kita harus mampu mengeluarkan semua potensi dengan percaya diri (bukan sombong ya..).
Salah satu pewawancara AAS adalah psikolog. Dia mampu membaca kita secara psikis, dsb.



“Charm was a scheme for making strangers like and trust a person immediately, no matter what the charmer had in mind.” 

No comments: