25.9.08

pecahan mata uang dan lebaran

suatu pagi, di hari senin..
sebuah keramaian dan kehebohan sudah muncul di ruanganku,,,
huhhhmmm,, ternyata kehebohan ini karena staf-staf ruanganku ingin menukarkan pecahan mata uang baru alias baru dicetak dan digunting,,,

huhhhhhmmmmmm.. selalu, rutinitas menjelang lebaran (idul fitri, red.). seperti namanya, rutinitas in telah ada semenjak aku kecil dulu, semenjak ibuku kecil dulu, semenjak nenekku kecil dulu, bahkan mungkin semenjak jaman buyutku...
rutinitas pemberian angpau atau salam tempel atau hadiah lebaran atau thr atau sebutan apapun untuk pemberian sejumlah uang kepada orang lain biasanya anak-anak..
dan makin lama rutinitas tersebut makin berkembang kreatif dengan modifikasi tidak hanya sekadar pemberian uang tapi pemberian uang baru.

layaknya sebuah prestige agaknya memegang uang baru, uang mengkilat licin dan belum ada satupun orang yang telah menggunakannya dalam transaksi jual beli. wanginya pun masih khas peruri.. nomor serinya yang berurut, menambah keanggunan setumpuk uang baru..

begitupun aku, tahun ini,,
aku menyiapkan pecahan mata uang seribuan untuk kubagi-bagikan..
hemmm,,, ya, cukup seribuan,, karena menurutku, seribu rupiah akan menambah greget ketika ijab kabul pemberian, harap-harap cemas sepupu-sepupuku atas jumlah berapa yang akan mereka terima dariku, melihat mata harap dan senyum simpulnya yang lucu, kemudian merengek minta tambah, wahhhhh!! pasti aku akan menikmatinya,,,

lucu ya,, persiapan penukaran pecahan mata uang begitu semaraknya hingga belum lagi satu minggu menjelang lebaran, banyak kantor cabang bank mengeluhkan persediaan pecahan mata uang baru mereka yang menipis bahkan telah habis!
woww sekali,,

membanggakan atau miris hehh??
di saat katanya Indonesia miskin, tapi banyak yg menukarkan uang baru,
di saat sepuluh terakhir ramadhan, tapi malah sibuk mempersiapkan idul fitri dan mengenyampingkan ramadhan yang menjanjikan surga,,
yang lebih miris, saya termasuk orang di dalamnya, yang senang sekali mengikuti trend peradaban manusia,,

jelas, jumlah uang beredar memang tidak tersebar merata, sisi positifnya, bulan ramadhan dan segala pernak perniknya pengikutnya menjadikan banyak orang dengan kelebihan uang menebarkannya ke mereka yang membutuhkan walaupun secara hitung-hitungan matematis itu akan menaikkan angka inflasi. bagaimana tidak? uang yang mereka bagi-bagikan berasal dari saving. saving akhirnya dikonsumsikan ke yang membutuhkan. yang membutuhkan akan mengkonsumsikannya ke belanja keperluan sehari-hari. mengerti alurnya? itu dampak ekonomi. belum lagi dampak sosial yang diakibatkan. insiden pembagian zakat yang memakan korban tempo hari harusnya dijadikan cerminan untuk berkaca akan derajat keikhlasan (tanpa menggurui dan menghakimi siapapun,red.).

so, teringat pecahan mata uang dan lebaran, hendaknya kita lebih sadar ada dimana kita, kita ada di sepuluh hari ramadhan teman!




No comments: