4.2.09

Intelejensia berjalan..

aku selalu bahagi jika bertemu dengan mereka yang ku sebut intelejensia berjalan..
bagaimana tidak,
kemana mereka pergi atmosfer intelejensia merebak ke sekeliling...




F202, dimulai pukul delapan pagi..
aku agak lelah,
belum puas kantukku,



aku harus meninggalkan ribaan menuju kantor,
ya, aku sudah terlanjur berjanji untuk menyerahkan data,
aku orang yang bertanggungjawab lagi berdedikasi,
tak mungkin pula aku batalkan pergi,
walaupun rinai hujan tak jua berhenti,,
ku pinta pada Rabbku,
mohon hujannya mengijinkan aku pergi pagi2 karena aku punya janji,,


semerbak dingin menyergap seketika,
ketika ku ayun langkah keluar flat pagi ini,,
sungguh! dingin tak terperi,,
kau takan bisa bayangkan dinginnya..
ingin beku rasanya kakiku,,,
ku cari kanan kiri,
mana tukang ojek,..
mau bagaimana lagi,
aku tidak memiliki keahlian mengendarai sepeda motor,
sepeda motorku, kubiarkan teronggok di rumah...
sudah, jagan dibahas lg,, aku sudah cukup merasakan getir ketidakmampuan,
janganlah kau tambah lagi dengan hinaan_
akhirnya setelah puluhan langkah,, ada juga tukang ojek..
kunaiki motor itu,,



kantor,, dingin! sunyi!
6.30..
siapa yang mau meninggalkan tempat tidur,, (haree genee!)
jika memungkinkan menggulung dan berlama berselimut,
aku juga tidak akan memilih ke kantor sepagi2.,
ruangan.. sepi!
langsung kunyalakan with-you,
mulai berkutat dengan alasan menunaikan janji,,,





tak seberapa lama,
bosku datang,,
(lihat pak,, lihat bawahanmu yang berdedikasi ini! tegakah kau! kasian dy pakkk... ahahahahaahahahahaha)
ku pasang muka bertanggungjawab lagi pilu,





kembali,,
F202,,
ruangan ini mendadak ikut tren saudara2nya,
berubah pula menjadi dingin!
Bapak Terhormat Dosen telah mengambil singgasananya,,
dia menelaah tugas2 kami,,
OMG,, aku panik!!
aku merasa rendah,,
dlam hatiku,
pasti umpatan itu dikenakan pada tugasku!
ohhh tidaaaakkk!!
aku lalai,,
harusnya aku bisa lebih baikk!
dan aku akan,,,

dia meng-elaborate.
bahwa setiap orang harus memiliki competitive advantage!
apapun itu,
di era Asean Free Trade Era, Asian Free Trade Era, World Free Trade Era,
mereka yang just-so-so people,
yang tidak punya competetive advantage, tend to be BURUH!
lihat! hanya jd pekerja, yang dibayarr rendah,,
inginkan seumur hidup jd pelaksana teknis yang dibayar rendah..
oh nooo!
tlalu banyak impian saya untuk hanya menjalani sparuh hidup saya untuk urusan remeh temeh seperti itu...
Yaaaa,, urusan remeh temeh!


mereka yang puas menjadi pelaksana teknis urusan remeh temeh, menurut beliau, tidak apa2 berada di dalam status quo saat ini, tidak usah berupaya terlalu jauhhh!
buat apaa!?
karena untuk menjadi orang yang menentukan kebijakan,
diperlukan stones yang banyaakk untuk dilewati,
bukan waktu yang habis oleh santai dan bernyanyi,
namun segala sesuatu diupayakan untuk mencapai mimpi!

seorang akuntan yang terbiasa tend-to-detail,,
harus membiasakan diri untuk dapat berpikir ala makro,,
jangan menetapkan diri untuk selalu berpikir mikro,,
biasakan untuk hal2 yang spele,
membuat opini pun cenderungkan berpikir makro,,
orang2 yang berpikir mikro hanya akan bermain di lingkungan teknis,,
menentukan kebijakan,, diperlukan orang2 yang berpikir makro strategis!
dan strategi manajemen adalah salah satu toolsnya...

anda tahu?!
pak iqbal selalu meng-impress saya dengan mata kuliahnya,yang selalu mengawang ke benak saya adalah,
apakah pak iqbal memang diplot untuk mata kuliah "penting"?
atau dia berhasil membuat mata kuliahnya menjadi penting!!
tidak banyak akademisi yang berhasil membuat saya kagum..
yang tidak biasa itu, biasanya membuat otak saya berputar beribu2 kali untuk memproduce sesuatu yang juga bisa meng-impress dy akan kemampuan saya!
sungguh!
pak iqbal selalu berhasil!

lain halnya dengan Pak Sanjoto,,
bukan karena dy berhasil membuat mata kuliahnya terlihat penting..
namun caranya menghadirkan soul ber-ilmu, matterloaded, experience-loaded lahh yang mebuat saya lebih suka terhempas dan menggeleng2 kepala..
setiap presentasi yang disajikan di muka kelas, selalu diperhatikannya secara detail, baik atas konsep, keterangan maupun contoh! tak banyak dosen presentasi model beliau,
biasanya,, presentasi akan datang dan pergi,,, ada dan tiada.. tak peduli bagaimana...
menurut saya,, segala pengalaman yang ditumpahkannya di muka kelas, bukan bentuk arogansi.. He deserved thoses! dia adalah contoh intelejensia berjalan lainnya..
bukan, bukan..
bukan berarti karena dia memuji saya tempo hari di depan kelas karena berhasil meluruskan konsep seperti yang dia inginkan..
bukan...
sungguh bahkan sebelum dia memuji saya, saya sudah kagum!!
percayalaaahhh..
hehehe_



dan tahukah kau sobat??
saya ingin,
suatu hari,
menjadi intelejensia berjalan itu!!

without acting like snob!
yakinlah!

No comments: